Kamis, 22 Januari 2015

Kaidah Penulisan Huruf Kapital

 Tak jarang kita menemukan tulisan yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan huruf kapital (huruf besar). Sebagai perbandingan akan diberikan contoh-contoh penulisan yang salah dan contoh-contoh penulisan yang benar. 
 1.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat yang berupa petikan langsung. 
a.Bentuk salah.
(1) Alex bertanya,“kapan Kakak datang?”.
(2) Ibu menasihatkan,“rajin-rajinlah belajar”. 
 b.Bentuk benar.
(1) Alex bertanya,“Kapan Kakak datang?”.
(2) Ibu menasihatkan,“Rajin-rajinlah belajar”. 

 2.Huruf kapital dipakai dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. 
a.Bentuk salah.
(1) Limpahkanlah rahmatmu, ya allah.
(2) Sejauh mana anda sudah mengenal al-Kitab atau al-Quran? 
 b.Bentuk benar.
(1) Limpahkanlah rahmat-Mu, ya Allah.
(2) Sejauh mana Anda sudah mengenal Alkitab atau Alquran? 
 Kata keagamaan lain yang ditulis dengan huruf awal kapital adalah nama agama,seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha. Nama kitab suci, seperti Quran, Injil, Weda, serta nama Tuhan, seperti Allah, Yesus Kristus, dan Sang Hyang Widi Wasa. 

 3.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.  
a.Bentuk salah.
(1) Salah satu tokoh pergerakan nasional ialah haji Ahmad Salim.
(2) Nabi Ismail adalah anak nabi Ibrahim alahisalam. 
 b.Bentuk benar.
(1) Salah satu tokoh pergerakan nasional ialah Haji Ahmad Salim.
(2) Nabi Ismail adalah anak Nabi Ibrahim alahisalam. 
 Jika nama gelar, jabatan, dan pangkat tidak diikuti nama, gelar, jabatan, dan pangkat tersebut harus ditulis dengan huruf kecil. 
 Misalnya:
 a. Bentuk salah.
(1) Calon jemaah Haji Depok akan diberangkatkan hari ini ke Mekah.
(2) Di Indonesia, Presiden dipilih oleh rakyat.
(3) Siapa Gubernur yang baru dilantik itu? 
 b. Bentuk benar.
(1) Calon jemaah haji Depok akan diberangkatkan hari ini ke Mekah.
(2) Di Indonesia, presiden dipilih oleh rakyat.
(3) Siapa gubernur yang baru dilantik itu? 
 Apabila unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat, harus ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sekretaris Jenderal Pertanian, Gubernur Sumatera Barat,dan sebagainya.

 4.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. 
a. Bentuk salah.
(1) Selama 350 tahun Bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda.
(2) Di Indonesia terdapat Suku Batak, Suku Jawa,dan sebagainya.
(3) Dalam Bahasa Minang terdapat kata rancak bana, artinya bagus banget. 
 b. Bentuk benar.
(1). Selama 350 tahun bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda.
(2) Di Indonesia terdapat suku Batak, suku Jawa, dan sebagainya.
(3) Dalam bahasa Minang terdapat kata rancak bana, artinya bagus banget. 
 Namun, jika nama bangsa, suku, dan bahasa itu sudah diberi imbuhan gabung(awalan dan akhiran sekaligus), nama-nama itu harus ditulis dengan huruf kecil, karena tidak menunjukkan nama diri lagi.
Misalnya:
a. Bentuk salah.
(1) Lagak lagunya ke- Jepang-Jepangan.
(2) Lafal ucapannya masih menampakkan ke-Jawa-Jawaan.
(3) Pusat Bahasa berusaha meng-Indonesiakan kata-kata asing. 
 b.Bentuk benar.
(1) Lagak lagunya kejepang-jepangan.
(2) Lafal ucapannya masih menampakkan kejawa-jawaan.
(3) Pusat Bahasa berusaha mengindonesiakan kata-kata asing.

1 komentar: